BAB III
ADAB KEPADA TETANGGA
A.
Kompetensi
Dasar
1.4
Menghayati adab islami kepada tetangga
2.4 Terbiasa menerapkan adab islami
kepada tetangga
3.4 Memahami adab islami kepada
tetangga
4.4 mensimulasikan adab islami
kepada tetangga
B.
Indikator
Pencapaian Kompetensi
1.4.1 Menunjukkan penghayatan adab islami kepada tetangga
2.4.1Terbiasa menerapkan adab islami kepada tetangga dalam
kehidupan sehari-hari
3.4.1Menjelaskan pengertian tetangga
3.4.2Menjelaskan adab-adab bertetangga yang baik danbenar
3.4.3Menjelaskan hikmah menjalankan adab-adab bertetangga yang baik
dan benar
3.4.4Menunjukkan contoh-contoh adab bertetangga
4.4.1Mendemonstrasikan adab bertetangga
AKHLAK TERHADAP TETANGGA DAN MASYARAKAT
Batasan tetangga masih diperselisihkan
para ulama. Pendapat pertama, batasan tetangga yang mu’tabar adalah 40 rumah
dari semua arah. Hal ini disampaikan oleh Aisyah r.a, Azzuhri dan Al-Auza’i. Kedua,
sepuluh rumah dari semua arah. Ketiga, orang yang mendengar azan adalah
tetangga. Hal ini disampaikan oleh imam Ali bin Abi Tholib r.a. Ke empat,
tetangga adalah yang menempel dan bersebelahan saja. Kelima, batasannya adalah
mereka yang disatukan oleh satu masjid. Yang lebih kuat, insya Allah,
batasannya kembali kepada adat yang berlaku. Apa yang menurut adat adalah
tetangga maka itulah tetangga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, "Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah sebaik-baik manusia
kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga adalah orang yang paling baik
terhadap tetangganya". (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi). Banyak cara dan kiat
untuk menjadi tetangga terbaik dan mendapatkan simpati dan cinta para tetangga,
serta merasakan tulus dan mulianya kasih sayang dari mereka.
Di antara adab-adab yang paling utama dan sangat dianjurkan oleh
Islam adalah sebagai berikut:
a.
Tidak Menyakiti Tetangga dan Memuliakannya
Tidak
salah lagi bahwa menyakiti tetangga adalah perbuatan yang diharamkan dan
termasuk di antara dosa-dosa besar yang wajib untuk dijauhi. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada
Allah subhanahu wata’ala dan hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti
tetangganya". (Muttafaq 'alaih) Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
juga bersabda, "Demi Allah tidaklah seseorang beriman! Demi Allah tidaklah
seseorang beriman! Demi Allah tidaklah seseorang beriman!, Mereka para sahabat
bertanya, "Siapa ya Rasulullah?". Rasulullah menjawab, "Seseorang
yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya". (HR. al-Bukhari). Sedangkan
Islam mengajarkan umatnya agar senantiasa memuliakan tetangga Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada
Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya." (Muttafaq
'alaih). Di antara sikap memuliakan tetangga dan berbuat baik kepadanya adalah:
memberikannya hadiah walaupun tidak seberapa nilainya. Sebagaimana hadits yang
diriwayatkan oleh 'Aisyah radhiyallahyu ‘anhu ia berkata, "Wahai Rasulullah!
Saya memiliki dua tetangga, siapa yang harus aku beri hadiah?” Beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, "Kepada tetangga yang lebih dekat
pintunya darimu?" (HR. al-Bukhari).
b.
Memulai Salam
Memulai
salam adalah bagian dari tanda-tanda tawadhu (rendah hati) seseorang dan tanda
ketaatannya kepada Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana Allah subhanahu
wata’ala berfirman,"…Dan berendah dirilah kamu terhadap o-rang-orang yang
beriman." (QS. 15:88). Begitu juga
menebarkan salam dapat menumbuhkan kasih sayang di antara kaum muslimin.
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "… Maukah aku beritahu
kepada kalian tentang sesuatu yang jika kalian mengerjakannya, maka kalian akan
saling mencintai: Tebarkan salam di antara kalian." (HR. Muslim)
c.
Bermuka berseri-seri (ceria) saat bertemu
Berwajah
berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para shahabatnya adalah
merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dari Jarir bin
Abdullah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Tidak pernah Rasulullahshallallahu
‘alaihi wasallam melihatku kecuali ia tersenyum padaku." (Hadits Muttafaq
'alaih). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,"Senyummu kepada
saudaramu adalah sedekah." (HR. at-Tirmidzi). dan beliau shallallahu
‘alaihi wasallam juga bersabda, "Janganlah kamu menghina/meremehkan
sedikit pun dari kebaikan, walaupun hanya bertemu dengan saudaramu dengan muka
berseri-seri." (HR. Muslim).
d.
Menolong Saat dalam Kesulitan
Di
antara memelihara dan menjaga hak-hak bertetangga adalah dengan menolong
tetangga saat dalam kesulitan/ saat ia membutuhkan. Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, "Sesungguhnya asy'ariyyin (suku asy'ari) adalah jika
perbekalannya habis, atau jika persediaan makanan untuk keluarganya di Madinah
tinggal sedikit, mereka mengumpul kan apa yang mereka miliki dalam satu kain,
lalu mereka membagikannya di antara mereka pada tempat mereka masing-masing
dengan sama rata. Mereka adalah bagian dariku, dan aku adalah bagian dari
mereka." (Hadits Muttafaq 'alaih). Banyak di antara para tetangga yang
tidak mau tau tahu dengan tetangganya sedikit pun. Padahal menolong tetangga
saat ia membutuhkan adalah salah satu faktor untuk dapat meraih simpati dan
cintanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Seutama-utama amal shalih
adalah membahagiakan saudaramu yang mu'min, atau melunaskan hutangnya, atau
memberinya roti." (HR. Ibnu Abi ad-Dunya).
e.
Memberikan Penghormatan yang Istimewa
Intervensi
dalam urusan pribadi tetangga adalah salah satu sebab yang dapat menimbulkan
ketidakharmonisan dalam bertetangga. Seperti menanyakan hal-hal yang sangat
pribadi. Contoh: “Berapa gajimu?” “Berapa pengeluaranmu tiap bulan?” “Berapa
uang simpananmu?” “Kamu punya berapa rekening?” Dan lain sebagainya. Seorang
muslim yang baik adalah seorang yang memperhatikan tata krama dalam
bertetangga, tidak mencampuri urusan yang tidak bermanfaat baginya, dan tidak
menanyakan urusan-urusan orang lain yang bersifat pribadi. Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam juga bersabda, "Di antara baiknya Islam seseorang adalah
meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya." (HR. at-Tirmidzi).
Maka jika anda ingin mendapat cinta dan simpati tetangga, janganlah pernah
mencampuri urusan-urusan pribadi mereka.
f.
Menerima Udzur (permohonan maaf)
Bersikap
toleransi dengan tetangga, dan lemah lembut dalam berinteraksi dengannya
merupakan salah satu kiat untuk menarik simpati tetangga. Contohnya: Dengan
menerima permohonan maaf darinya, dan menganggap seolah-olah ia tidak pernah
melakukan kesalahan tersebut. Karena tidak ada manusia yang tidak pernah
berbuat salah. Bahkan yang lebih utama adalah memaafkannya sebelum ia meminta
maaf. Sikap inilah yang dapat menambah kecintaan tetangga kepada kita.
g.
Menasehati dengan lemah lembut
Manusia
yang berakal tentu tidak akan menolak nasehat, dan tidak pula membenci orang
yang menasehatinya. Tetapi umumnya manusia tidak menerima kalau dirinya
dinasehati dengan cara dan sikap yang kasar serta tidak beretika. Allah
subhanahu wata’ala sungguh telah memuji Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan
mengaruniakan sifat lemah lembut kepada beliau, sebagai- mana firman-Nya,
artinya, "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…" (QS. Ali 'Imran: 159). Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Maha Lembut,
Dia mencintai kelembutan dalam segala urusan." (Hadits Muttafaq 'alaih).
Seorang muslim yang baik ketika ia tahu tetangganya berbuat maksiat adalah
menasehatinya dengan lemah lembut, dan mengajaknya kembali ke jalan Allah
shallallahu ‘alaihi wasallam, memotivasinya agar berbuat baik, dan
memperingatkannya dari kejahatan, serta mendo’akannya tanpa sepengetahuannya.
Sikap-sikap inilah yang dapat menarik simpati tetangga dan memperbaiki hubungan
di antara tetangga.
h.
Menutup Aib
Seorang
mu'min adalah seorang yang mencintai saudara-saudaranya, menutup aibnya,
bersabar atas kesalahannya, dan menginginkan saudaranya selalu mendapatkan
kebaikan ,taufiq serta istiqamah. Dengan sikap ini pula kita akan meraih
simpati dan cinta tetangga. Nabishallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup
aibnya di dunia dan di Akhirat." (HR. Muslim).
i.
Saling berkunjung
Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang keutamaan berkunjung ini,
"Sesungguhnya ada seorang yang mengunjungi saudaranya di suatu kampung.
Maka Allah subhanau wata’ala mengutus seorang malaikat untuk mengawasi
perjalanannya. Malaikat tadi bertanya kepadanya, "Mau ke mana kamu?”Lalu
ia menjawab, "Saya mau mengunjungi saudaraku di kampung." Lalu ia
bertanya kembali, "Apa kamu ingin mengambil hakmu darinya?” Ia menjawab,
"Tidak, tetapi karena saya mencintainya karena Allah”. Dia berkata,
"Sesungguhnya aku adalah utusan Allah subhanahu wata’ala kepadamu, dan
sesungguhnya Allah subhanahu wata ‘ala mencintaimu sebagaimana kamu mencintai
saudaramu karena-Nya." (HR. Muslim). Seseorang hendaknya mencari waktu
yang tepat untuk mengunjungi tetangganya. Tidak mendatanginya dengan tiba-tiba
atau tanpa mengabarinya terlebih dahulu atau meminta izin kepadanya. Dan
hendaklah tidak membuat tetangga merasa terbebani atau direpotkan dengan
kunjungannya. Maka hendaklah ia tidak terlalu sering berkunjung, khawatir kalau
hal itu membosankannya dan membuatnya menjauhkan diri darinya. Dan juga hendaklah
tidak duduk berlama-lama saat berkunjung. Kiat-kiat inilah yang dapat membuat
tetangga senang menyambut kunjungan kita, bahkan merindukan kedatangan kita
untuk kali berikutnya.
j.
Bersikap Ramah
Di
antara sekian banyak kiat sukses meraih simpati para tetangga dan mempererat
hubungan di antara para tetangga adalah dengan bersikap ramah tamah terhadap
mereka dengan ungkapan dan ucapan yang baik dan lembut, atau dengan memberikan
hadiah istimewa kepadanya, atau dapat pula dengan mengundang mereka untuk makan
di rumah kita, dan lain sebagainya. Allah subhanahu wata’ala berfirman,
artinya, "Perkataan yang baik dan pemberian ma'af lebih baik dari sedekah
yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (si penerima). Allah Maha Kaya
lagi Maha Penyantun". (QS. Al-Baqarah: 263). Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai." (HR.
al-Bukhari).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar